Santri Ponpes Al Hidayah Kini Bisa Raih Ijazah Resmi lewat MoU dengan SPNF SKB Bolsel

SPNF SKB Bolsel lakukan MoU dengan Ponpes Al Hidayah

MataBMR.id, Bolsel — Upaya untuk memperluas jangkauan pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) terus digencarkan. Kali ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bolsel, melalui Satuan Pendidikan Nonformal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) menjalin kerjasama Memorandum of Understanding (MoU), dengan Pondok Pesantren Al Hidayah Molibagu, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Rabu (28/5/2025).

Kerja sama ini, membuka peluang bagi para santri untuk mengikuti program pendidikan kesetaraan dan memperoleh ijazah resmi yang setara dengan jenjang pendidikan formal. Kepala SKB Bolsel, Martinus Inyoman Suarjana, S.Pd., menyampaikan bahwa inisiatif ini telah memasuki tahun ketiga dan terus mengalami peningkatan partisipasi.

“Kolaborasi ini menjadi jembatan bagi para santri untuk tidak hanya mengembangkan ilmu agama, tetapi juga mendapatkan pengakuan pendidikan secara nasional melalui ijazah kesetaraan. Tahun ini, tercatat 42 peserta didik yang terdiri dari 5 orang pada Paket A (setara SD), 17 orang di Paket B (setara SMP), dan 20 orang di Paket C (setara SMA),” jelas Martinus.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Hidayah, H. Ontowiryo Gobel, S.H., menyambut antusias kerja sama tersebut. Ia menilai bahwa kemitraan ini memberikan harapan baru bagi santri agar tetap bisa menempuh jalur pendidikan tanpa harus meninggalkan lingkungan pesantren.

“Kami sangat mengapresiasi langkah yang diambil SKB Bolsel. Ini adalah bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap masa depan para santri. Pendidikan kesetaraan, memberikan ruang bagi mereka untuk terus belajar dan berkembang,” ungkapnya.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Kepala Disdikbud Bolsel, Rante Hattani, S.Pd., M.Si. Ia menggarisbawahi pentingnya inovasi seperti ini dalam mendorong pemerataan pendidikan di berbagai lini, termasuk di lembaga-lembaga berbasis keagamaan.

“SPNF SKB Bolsel adalah lembaga negeri yang berdiri sejak 20 Oktober 2015 melalui SK Nomor 115 Tahun 2015, dan berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami bangga melihat kiprah mereka dalam memperluas akses belajar yang inklusif,” ujar Rante.

Ia juga menambahkan, bahwa kemitraan tersebut berdampak positif terhadap peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di wilayah Bolsel. 

“Program ini memberikan kontribusi nyata terhadap meningkatnya angka partisipasi sekolah di daerah. Ini adalah langkah maju yang harus terus kita dukung,” tambahnya.

Lebih lanjut, Rante mengajak masyarakat untuk menjadikan pendidikan sebagai pondasi utama dalam membangun masa depan. 

“Belajar bukan hanya soal ijazah, tetapi tentang mengenali potensi diri dan menumbuhkan semangat berkarya. Mari terus dorong generasi muda untuk tidak berhenti belajar,” tutupnya. (wmp)