Prevalensi Stunting di Kabupaten Boltim Alami Penurunan
Boltim, MataBMr.id - Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sam Sacrhul Mamonto, menghadiri undangan Rapat Kordinasi (Rakor) Evaluasi Penanganan Stunting yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara bertempat di Hotel Luwansa, Manado, Rabu (2/6/2021).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bappeda Sulut ini, diikuti seluruh kepala daerah se-provinsi Sulawesi Utara.
Wakil Gubernur, Steven Kandou dalam sambutannya menyampaikan bahwa, dalam rangka mendukung program prioritas nasional dalam Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting, maka Pemerintah melalui Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Stunting melakukan Penilaian Kinerja bagi kabupaten/kota dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting.
Sementara itu, Bupati Boltim mengungkapkan jika kegiatan ini tentunya bernilai strategis karena membahas tentang upaya-upaya dalam rangka penanganan stunting di masa pandemi ini.
Bupati Sam Sachrul Mamonto dalam pemaparannya menyampaikan, komitmen pemerintah daerah dalam menekan angka stunting di Kabupaten Boltim terus dilakukan melalui berbagai program.
“Hal ini dapat dilihat dari tren stunting kabupaten Boltim selang tahun 2016 hingga 2020. Dimana prevalensi stunting pada tahun 2016 adalah 20,6 persen dan naik 5,68 persen pada tahun 2018. Namun dengan berbagai program yang dilakukan prevalensi stunting pada tahun 2020 bisa ditekan sebesar 19,75 persen sehingga tinggal menjadi 6,53 persen,” ujar Bupati.
Adapun target prevalensi stunting untuk tahun 2021 dan 2022, lanjut Bupati yakni sebesar 6 persen dan 5 persen. “Target prevalensi stunting Kabupaten Boltim pada tahun 2021 yaitu 6 persen atau ditargetkan mengalami penurunan sebanyak 0,86 persen dari tahun 2020, serta mengalami penurunan hingga 5 persen pada tahun 2022,” katanya.
Masih menurut Bupati, untuk rencana kegiatan aksi konvergensi penurunan stunting pada tahun 2021-2022, meliputi kegiatan spesifik dan sensitif. Untuk kegiatan spesifik diantaranya pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil dan remaja, promosi dan konseling menyusui dan PMBA, pemberian suplemen gizi makro (PMT), pemantauan dan promosi pertumbuhan, pemberian suplementasi kalsium, Vitamin A, Zinc untuk diare, pelaksanaan posyandu rutin di 81 desa serta pemantauan secara terpadu terhadap ibu hamil dan balita.
“Sedangkan kegiatan sensitif meliputi, pelaksanaan kegiatan air bersih dan sanitasi, bantuan pangan non tunai, penyebaran informasi pencegahan stunting dan JKN, pendidikan anak usia dini, program keluarga harapan, bina keluarga balita serta penyusunan RAD stunting,” terangnya.
Tak tanggung-tanggung, untuk mengintervensi kegiatan penanganan stunting tahun 2021 hingga 2022, pemerintah daerah akan menggelontorkan anggaran yang cukup besar. Hal ini sebagai bentuk keseriusan dan komitmen dalam menekan angka penurunan stunting di wilayah Kabupaten Boltim.
“Untuk kegiatan spesifik tahun 2021 alokasi pendanaannya Rp 5.403.720.510 dan pada tahun 2022 sebesar Rp 6.953.896.000. Sementara itu pada kegiatan sensitif tahun 2021 Rp 12.981.468.192 dan tahun 2022 sebesar Rp 16.226.835.240,” tandas Bupati.(ebby makalalag).
0 Komentar