Bupati Yusra Apresiasi Inisiasi Koridor Ekologis Gunung Ambang dan Muara Pusian
BOLMONG - Upaya menjaga kelestarian alam kembali mendapat dukungan kuat dari Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Yusra Alhabsyi. Ia memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan Sosialisasi Belajar Lapangan Inisiasi Koridor Ekologis Gunung Ambang dan Muara Pusian yang diselenggarakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS).
Acara yang digelar di Manado Tateli Resort, 26–27 September 2025, ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, akademisi, hingga mitra konservasi.
Tujuannya adalah menyatukan langkah dalam menjaga keanekaragaman hayati Sulawesi, khususnya perlindungan habitat burung maleo satwa endemik yang menjadi kebanggaan dan ikon Pulau Sulawesi.
Dalam sambutannya, Bupati Yusra Alhabsyi menegaskan bahwa pembentukan koridor ekologis merupakan langkah strategis yang sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bolaang Mongondow.
“Inisiatif ini sangat penting, bukan hanya soal satwa liar, tetapi juga menyangkut masa depan masyarakat Bolmong. Jika alam terjaga, kehidupan kita pun akan lebih seimbang,” ujar Yusra.
Lebih lanjut,Bupati Yusra menyampaikan bahwa program ini mendukung visi pembangunan daerah yang menitikberatkan pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam. Menurutnya, kehadiran KSDA Sulut dan WCS sebagai fasilitator kolaborasi lintas sektor menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan perlindungan keanekaragaman hayati Sulawesi.
Sementara itu, Kepala Balai KSDA Sulawesi Utara, Askhari Dg. Masikki, S.Hut, memaparkan bahwa keberadaan koridor ekologis memiliki peran vital dalam menjaga konektivitas habitat satwa liar. Koridor tersebut memungkinkan satwa untuk tetap bergerak bebas, mencari makan, dan berkembang biak tanpa terisolasi oleh batas wilayah manusia.
“Koridor ini penting untuk menjaga pergerakan satwa, sehingga mereka dapat mencari makan dan berkembang biak tanpa terisolasi. Hal ini menjadi kunci dalam mempertahankan keanekaragaman hayati,” jelas Askhari.
Ia mencontohkan kawasan Muara Pusian dan Gunung Ambang sebagai area penting yang menjadi rumah bagi berbagai spesies endemik Sulawesi. Berdasarkan hasil kajian, area jelajah burung maleo mencakup ribuan hektare, meliputi hutan lindung, hutan produksi, hingga lahan dengan berbagai peruntukan lainnya.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, para peserta diharapkan dapat mencapai kesepakatan bersama mengenai batas Koridor Ekologis Muara Pusian (KEMP) dan Koridor Ekologis Gunung Ambang (KEGA). Kesepakatan tersebut tidak hanya sekadar penetapan batas wilayah di peta, tetapi juga menjadi wujud komitmen nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di Sulawesi Utara.
Langkah strategis ini menegaskan bahwa upaya konservasi merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah, mitra konservasi, dunia akademisi, maupun masyarakat lokal. Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh nyata penerapan pembangunan yang memadukan kemajuan daerah dengan pelestarian alam secara berkelanjutan. Selain itu, model koridor ekologis diharapkan dapat diterapkan di daerah lain di Indonesia sebagai inspirasi dalam menjaga warisan alam Nusantara.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Pemkab Bolmong menegaskan bahwa agenda pembangunan ke depan tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menempatkan kelestarian alam sebagai fondasi kesejahteraan jangka panjang. Dukungan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan dalam melestarikan kekayaan ekologi Sulawesi, sehingga warisan alam dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan mendatang. (*)
0 Komentar