Harga Jual Cabe Tak Sesuai Dengan Harga Budidaya, Begini Curhatan Petani Lokal
Bolmong, MataBMR.id - Sejak dua pekan terakhir ini harga cabe rawit di Bolaang Mongondow (Bolmong) mengalami penurunan harga. Akibat dari dampak turunnya harga tersebut, petani cabe pun terancam mengalami kerugian.
"Kalau harga seperti ini terus, bagaimana mau balik modal," keluh salah satu petani cabe dari Kecamatan Dumoga Tenggara, Sucipto (29), yang akrap disapa Cipto akibat harga cabai anjlok, Minggu (19/09/2021).
Cipto menerangkan bahwa cabe rawit di tingkat pengepul hanya dibandrol dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu saja. Padahal sebelumnya cabai rawit masih di kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu.
Sialnya, petani milenial asal Desa Konarom Barat itu memanen cabe rawit yang tengah produktif berbuah, sementara harga sedang anjlok. Alhasil modal biaya budidaya cabe varietas lokal terancam tak kembali, bahkan merugi. "Padahal ini lagi panen-panennya, malah harga seperti ini," kata Cipto .
Cipto menjelaskan bahwa, bertani khususnya tanaman cabe rawit lokal membutuhkan perawatan ekstra dibandingkan dengan benih cabe rawit pertanian. Menurutnya cabe rawit varietas lokal sangat rentan dengan penyakit dan beragam hama yang menjadi musuh utama petani.
"Kalau sudah kena penyakit seperti ini mau tidak mau harus beli obat. Obatnya juga ada banyak macam, kan keluar duit lagi. Kalau harga begini mau tidak mau ya rugi, bagaimana coba?," tuturnya.
Cipto menduga, turunnya harga cabe rawit anjlok akibat banyaknya cabe impor dari luar daerah, dan pada akhirnya mempengaruhi harga cabe di dalam daerah.
"Harga turun ini ya karena banyaknya cabe masuk dari daerah lain," kilah Cipto menduga-duga.
Hal serupa juga dialami petani asal Desa Tapadaka, Hoerudin (28), ia mengatakan bahwa selain harga cabe rawit murah, musim penghujan seperti ini mengakibatkan matinya tanaman cabe.
"Petani cabe seperti kita ini yah cobaannya banyak. Bukan cuma hama saja, terlalu banyak hujan juga cabe bisa mati," kata Rudin.
Akibat harga cabai turun sedemikian rupa, Rudin berharap harga cabai dapat kembali berpihak kepada petani.
"Karena obat di toko dan pupuk juga semakin hari semakin tambah mahal. Terus haraga seperti ini. Yah, apa yang mau di dapat," tuturnya.
Penulis: Vijay Karundeng
0 Komentar