Upaya Meredupkan Matahari Tahun ini Ditunda
MataBMR.id - Upaya untuk meredupkan Matahari dengan menciptakan semacam penghalang, bagi sinarnya merupakan ide untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang didukung oleh salah satu orang terkaya di dunia Bill Gates.
Akan tetapi karena bahayanya dipandang tinggi, uji coba yang awalnya direncanakan berlangsung tahun ini tertunda.
Dilansir dari Detik.com dan Popular Mechanics, Jumat (16/4/2021) Gates dan beberapa donor swasta mendukung proyek Universitas Harvard tersebut dalam rangka memblokir cahaya matahari sebelum dapat mencapai permukaan Bumi.
Hal ini dipandang berguna jika di masa akan datang, pemanasan global semakin parah.
Dinamakan Stratospheric Controlled Perturbation Experiment, rencananya di bulan Juni uji coba pertama berlangsung di Swedia, untuk mengetahui apakah metode peneliti berhasil sesuai teori. Inti gagasan ini adalah memantulkan kembali cahaya Matahari ke angkasa dengan bahan kimia.
Dalam eksperimen ini, volume kecil bahan kimia aerosol akan dibawa oleh balon dan disebar di langit pada lokasi yang spesifik.
Namun Harvard telah mengumumkan penundaan, untuk memastikan lagi bagaimana dampak yang mungkin terjadi pada area uji coba secara lebih detail.
Balon yang dapat terbang tinggi itu awalnya direncanakan meluncur dari Esrange Space Station di Kiruna, Swedia.
Gunanya untuk memastikan apakah bisa dilangsungkan uji coba, menghalangi Matahari dalam skala yang lebih besar.
Namun baru-baru ini, dewan penasihat Harvard merekomendasikan menundanya sampai bisa diketahui dampaknya.
"Hal ini kemungkinan akan menunda peluncuran platform itu sampai tahun 2022," katanya.
Terlebih ada juga penolakan dari penduduk di lokasi uji coba, yaitu orang Saami, suku asli Swedia.
"Melawan pandangan kami bahwa kita harus menghormati alam. Kam punya sikap sangat jelas bahwa kami tidak setuju dengan pengembangan geoengineering Matahari di Sapmi," kata Asa Larsson Blind, Vice Presiden Saami Council.
Beberapa ilmuwan memang menyebut uji coba menghalangi sinar Matahari ini berisiko merusak ekosistem. Hal itu juga telah diakui oleh tim Harvard sendiri sebelumnya. Menyebarkan bahan kimia ke orbit melawan hukum alam. Bisa jadi cuaca akan jadi sukar diprediksi, menyebabkan kekeringan yang pada gilirannya membuat pasokan bahan pangan tersendat.
"Keputusan yang kita hadapi saat ini adalah apakah akan mempelajarinya dengan serius. Menginvestigasi dengan seksama apa saja risikonya dan seberapa baik hal itu bekerja akan menyediakan informasi lebih baik bagi generasi masa depan," tukas David Keith, ilmuwan Harvard.(detik.com/ebby makalalag).
0 Komentar